Cirebonmedia.com – Saat melakukan pemotretan suatu kegiatan atau event dengan objek yang menarik tentu kita akan menghasilkan banyak foto. Kita akan memencet shutter secara beringas dari berbagai posisi dalam satu adegan. Setelah semua foto yang kita hasilkan dipindahkan ke komputer untuk di review kita akan mengalami keraguan untuk menentukan foto mana yang akan kita unggah atau digunakan karena hasil foto yang tidak sedikit. Jika sudah demikian kita akan merasa bingung dan ragu dalam memilih foto, untuk itu ada beberapa trik untuk menyortir sekumpulan foto agar mendapat pilihan yang sesuai dan terbaik.

Pertama, buatlah folder sesuai tema. Mengelompokkan foto dalam tema yang sama misalkan street photography, arsitektur, selfie, dan lainnya akan mendorong mata membuat skala prioritas yang produktif. Dengan cara yang agak berbeda, kebiasaan membuat hashtag di media sosial ikut membantu pekerjaan tematik seperti ini.

Kedua, sortir foto yang tidak tajam, blur atau backlight. Bisa langsung dihapus, bisa dipertahankan karena siapa tau akan diperlukan suatu saat. Selain itu, ‘foto-foto rusak’ dapat menjadi sarana intropeksi dan media pembelajaran seiring waktu. Kalau saat ini masih blur atau tidak fokus, pada pemotretan berikutnya hindari kesalahan yang sama.

Ketiga, cari cerita utama dalam setiap foto dengan menentukan subjek foto. Subjek (point of interest) yang nantinya akan menjadi kunci suatu penokohan, karakter dan cara bertutur sebuah foto. Tepatlah dalam memilih subjek karena bakal menentukan cerita utama bahkan judul foto. Jangan sampai keliru karena akan menjadi multitafsir dan salah persepsi orang yang melihat foto kita.

Sortir foto
Sortir foto

Keempat, perkuat cerita dengan koreksi minor misalkan cropping, burning atau dodgingCropping bermanfaat untuk memperkuat subjek, membangun komposisi, cerita dan drama. Begitu pula dengan burning atau dogging yang dapat mengatasi area over/under exposure sehingga pencahayaan lebih stabil dan terukur. Beruntunglah saat ini banyak software yang mempermudah fase editing.

Kelima, kerucutkan lagi menjadi segelintir foto yang menyisakan pilihan terbaik sesuai kebutuhan fotografi. Patokannya, buatlah alasan yang paling masuk akal dan tidak hanya sekedar ‘like or dislike‘. Jika perlu, buatlah diskusi maupun perdebatan dalam diri sendiri kenapa satu foto itu yang dipilih. Misalkan kenapa foto tersebut menarik, kenapa bukan yang lain. Apakah kekuatan foto yang dipilih dan patut ditonjolkan.

Dari pertanyaan tersebut akan mendorong kritik menilai sebuah foto, bahkan foto yang dihasilkan sendiri. Sehingga pada suatu fase Anda tidak sekedar fotografer namun mempunyai kemampuan menilai dan mengkoreksi foto yang dihasilkan. Proses menemukan satu frame terbaik pun menjadi proses kreatif yang menyenangkan.

222 Total Views 1 Views Today