Pernahkah melihat penari ngamen? Di beberapa kota besar, semisal Bandung dan Yogyakarta bisa ditemui banyak sekali pengamen yang merupakan penggiat kesenian atau seniman, namun di Cirebon masih sangat jarang ditemukan.

“Street art” mungkin tidak bisa diterjemahin begitu saja menjadi “seni jalanan” meskipun sebenarnya “street art” adalah seni visual yang dibuat di tempat-tempat umum. Biasanya, street art ini dibuat sebagai bagian dari unjuk rasa dan bentuknya bisa graffiti, patung, stiker, poster, atau bahkan video. Istilah “street art” sebenarnya dibuat untuk membedakannya dengan vandalisme. Aspirasi “seniman jalanan” ini bukan mengubah definisi seni, tapi lebih kepada mempertanyakan keberadaan lingkungan tempat mereka berada dengan bahasa mereka sendiri. Mereka mencoba berkomunikasi dengan setiap orang setiap hari tentang relevansi sosial tanpa memenjarakan pemikiran mereka. Motivasi dan tujuan dari mereka, antara lain menjangkau publik dan meningkatkan kepekaan masyarakat terhadap isu-isu sosial dan politik serta berharap akan ada perubahan yang terjadi, maka tidak heran bila ada yang menganggap street art sebagai tindak kriminal, tapi ada juga yang menganggapnya sebagai seni murni. Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari mereka?

Jangan pernah takut untuk mengambil resiko

Para seniman jalanan ini berani mengambil risiko yang mungkin membahayakan keamanan dan kebebasan mereka ketika mereka membuat sesuatu. Dalam hidup kita memang harus sesekali berani mengambil risiko dan ke luar dari zona nyaman untuk mengalami dan merasakan sesuatu yang baru.

Berilah tanpa mengharapkan kembali

Mereka berkarya karena senang melakukannya dan tidak mengharapkan imbalan. Ketika kita memberikan sesuatu dengan ikhlas, alam semesta akan membalas kebaikan kita.

Tantanglah norma yang ada

Norma adalah sesuatu yang sifatnya relatif, karena penting bagi kita untuk ke luar dari norma yang ada dan menentukan kebenaran kita sendiri.

Jangan pernah takut

Perlu keberanian besar untuk melakukan sesuatu atas nama seni. Mereka melawan pihak penguasa, kebiasaan, dan norma yang ada. Hidup terlalu singkat untuk berandai-andai. Buatlah keputusan dan lakukan tanpa rasa takut.

Pertanyakan segalanya

Street art itu sebenarnya tidak buruk, karena tidak melukai siapapun, bahkan memperindah lingkungan. Jadi, apakah street art itu baik? Tanyakan segalanya. Pikirkan sendiri.

Ketekunan akan membawa hasil

Mereka yang herhasil adalah mereka yang tidak pernah berhenti berkarya. Apapun tujuanmu dalam hidup, teruskan dan perbaiki selalu melalui proses.

Kolaborasi memperkaya produktivitas

Kolaborasi akan memperkaya pemikiran tentang ide-ide baru, pendapat yang berbeda, dan sudut pandang yang lebih segar. Carilah selalu cara untuk bekerja sama dengan orang lain, meskipun sekadar berbagi ide.

Kreativitas adalah bahasa universal

Semua orang punya potensi untuk menjadi kreatif, meskipun bukan seorang seniman. Orang yang selalu melatih daya kreativitas tidak akan pernah kehabisan cara untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Keadaan adalah segalanya

Untuk berhasil dalam hidup, perhitungkan lingkungan, sekeliling, dan waktu. Sadar akan keadaan sekeliling kita adalah kunci.

Hidup adalah perjalanan, bukan tujuan

Hidup adalah tentang mencari pengalaman dan menerima tantangan. Halangan yang dialami berjasa dalam membentuk karakter kita. Tempat kita berakhir hanyalah akibat dari pilihan-pilihan yang kita buat sepanjang perjalanan hidup.

Barangkali inilah yang coba ditawarkan oleh Sanggar Hasta Kencana di Cirebon. Sanggar tari yang sudah berdiri sekian tahun dan digawangi oleh Ipul ini tak henti mendekatkan diri pada alam dan manusia lainnya.

Berbagai cara dilakukan Ipul untuk membentuk anggotanya agar menjadi pribadi yang mencintai alam dan peka terhadap sesama. Meski namanya sudah dikenal banyak orang, Ipul tidak malu menggiring anak-anaknya terjun mengamen. Artinya dalam proses latihan seni tari, Ipul selain membelajarkan seni tari juga mendidik anak-anaknya supaya mandiri.

Minat dan bakat yang dimiliki anak-anak didiknya diarahkan agar bisa memberikan andil besar dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Singkatnya, melalui bakat yang dimiliki dapat dijadikan sebuah pekerjaan yang bisa menghasilkan uang.

Tanggal 30 Juni 2017 merupakan hari terakhir Sanggar Hasta Kencana ngamen di Batik Trusmi di bulan ramadhan. Kegiatan ngamen yang mereka lakukan tentu saja bukan hanya untuk memperkenalkan kesenian lokal terutama tari topeng kepada khalayak, namun sekaligus sebagai mata pencaharisn anak-anak dalam mengisi moment libur sekolah.

“Daripada main lebih baik nari. Ngamen. Selain bisa memperkenalkan budaya lokal kita juga jadi bisa merasakan bagaimana sulitnya mencari uang sendiri. Tapi rasa capenya kalah sama rasa senang. Ini aja udah lima belas kali, tapi tetap senang karena bisa menari dan dapat uang lagi,” ujar Luizhein salah seorang penari dari Hasta Kencana yang sudah menjuarai berbagai perlombaan baik tingkat kota maupun kabupaten bahkan provinsi.

Luizhein juga menjelaskan bila hasil dari ngamen dipergunakan untuk membeli keperluan tari, semisal membeli kain atau topeng, atau kebutuhan tari lainnya bilamana barang tersebut sudah rusak.

Dengan ngamen semacam inilah diharapkan dapat membentuk anak menjadi lebih berani dan percaya diri, serta menyingkirkan rasa gengsi sebab tidak menari di atas panggung seperti yang biasa mereka lakukan.

Sumber : Kompasiana

9 Total Views 1 Views Today