Merindu

Senja telanjang

Memelukku yang mengenang

Awan menggenggam waktu

Mencumbuku yang merindu

Atmosfer pertemuan kala itu

Menjamah kalbu yang sendu

Ada lensa memutar peristiwa di udara

Mendeburkan pikiran yang masih menyala

Mencintaimu adalah melagu

Di langit biru di laut biru

 

27 Januari 2014

 

 

Luka Kaki

(Senja Bercerita)

Aku luka dalam kaki

Karena luka kaki adalah luka sejarah

Luka lalu sampai kini yang menyimpan duka mendalam

Luka lama luka mengikat

Bisa-bisanya semua dianggap baik-baik saja!

Aku luka membengkak yang tertimbun aturan biadab!

Tak kan sembuh luka walau ditanamnya sejuta omong kosong

Aku luka

Luka dalam

Dalam luka

Luka kaki

 

7 Februari 2014

 

Senja Itu

Di tengah senyap, ia menunduk malu

Sayang, aku telah lama memendam rindu

Mencintaimu dengan kisah menghunus ke dalam dada

Walau begitu, jalan yang digariskan tak bisa dielakan, kian mengerat

Kini kududuk di taman yang lebih paham tentang makna kesendirian

Tapi sayang, tiba-tiba seorang nenek menghampiriku

Nenek itu menyentuh ujung rambut hingga ujung kakiku

Katanya memilikimu adalah mimpi yang sempurna

Sayang, nenek itu kini berani meminta usiaku

Bawa aku sayang

Sebelum senja lenyap

 

Februari 2014

 

Sepasang Mata

 

Sepasang mata merayapi buku-buku sebelum kata-kata ini lahir

Melompat dari rak satu ke rak lainnya

Diselaminya tiap makna dari berbagai tulisan yang dibaca

Aku tahu sepasang mata itu mulai berselingkuh

Menduakan, menigakan, bahkan menganggapku yang keseribu jika ia tengah asik dengan dunianya

Dunia yang dipenuhi oleh perselingkuhan

Tapi aku tetap mencintainya

Mencintai sepasang matanya yang telah dimiliki oleh banyak pujangga

Dan aku, entah pujangga keberapa yang juga memiliki sepasang mata indahnya

Aku tetap mencintainya yang sesekali mencuri pandang padaku

Sepasang mata itu telah memanahku menjadi pujangga setianya

Melahirkan kata demi kata yang enggan diam

Menjebakku dalam berbagai pengertian yang terlalu luas untuk dijabarkan

 

Cirebon, 10 Februari 2015