199 Desa Sudah Dapat Kompensasi Seismik 3D Akasia Besar

Cirebonmedia.com Pelaksanaan survey seismik 3D Akasia Besar telah menyelesaikan pembayaran kompensasi kepada masyarakat di 199 desa dalam  tiga wilayah Kabupaten di Jawa Barat. Kabupaten yang termasuk dalam area survey seismik 3D Akasia Besar adalah Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Indramayu.

Menurut Kepala Proyek Seismik 3D Akasia Besar, Parsaoran Tampubolon mengatakan, hingga saat ini sudah dilakukan sebanyak 276 kali pembayaran kompensasi kepada masyarakat di 199 desa. “Dikarenakan pertimbangan teknis di lapangan, ada desa-desa yang kita lakukan pembentangan kabel penerima data sebanyak dua hingga tiga kali. Oleh karenanya, kami memberikan kompensasi kepada penggarap lahannya sesuai dengan kegiatan pembentangan kabel tersebut” ujar Parsaoran didampingi Chief Humas Seismik 3D Akasia Besar, Salahudin Achmad, dalam acara Media Gathering yang dilakukan di Cirebon, Sabtu 15 Oktober 2016. Pembayaran kompensasi seismik 3D Akasia Besar selanjutnya akan dilaksanakan di sejumlah desa di Kecamatan Jatibarang, Sindang, Indramayu, lalu dilanjutkan ke Kandanghaur, Losarang, Arahan, Cantigi, Sindang, dan Pasekan.

1

Dana kompensasi diberikan kepada penggarap lahan, sesuai dengan indeks harga yang dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten.  Pelaksanaan pembayaran dilakukan setelah kegiatan perekaman data atau recording seismik 3D selesai  terlaksana di suatu desa. Yakni, setelah seluruh peralatan perekaman data berupa geophone dan kabel receiver data dikeluarkan dari lintasan survei seismik. Pelaksanaan eksplorasi minyak dan gas bumi yang dilakukan dengan pengumpulan perekaman data seismik  oleh Pertamina EP saat ini masih terus dilakukan di wilayah Kabupaten Indramayu. Sementara di wilayah Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka, telah selesai sejak tahun 2015 lalu. Progres pelaksanaan survei seismik 3D di tiga Kabupaten itu telah mencapai 70% pekerjaan. Diharapkan, survey untuk memetakan struktur  lapisan bawah permukaan bumi ini dapat dirampungkan. Sehingga, data seismik dapat segera diselesaikan.

Lebih lanjut dikatakan oleh Parsaoran, kendala yang dihadapi oleh timnya, hingga saat ini, berlokasi  di wilayah Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu. Trauma dan kekhawatiran dari sekelompok orang di Desa Segeran dan Segeran Kidul Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu akan terjadinya kerusakan lahan pertanian akibat dilakukannya kegiatan seismik, menjadi alasan penolakan masyarakat di sana.
Pemerintah Kecamatan Juntinyuat juga telah menginstruksikan kepada seluruh jajarannya, agar mendukung sepenuhnya kegiatan eksplorasi migas di wilayahnya. Camat Juntinyuat didampingi oleh Kapolsek dan Danramil  juga melakukan sosialisasi ke desa agar survey sesmik yang dilaksanakan di kecamatan-kecamatan lain, juga bisa dilaksanakan di Kecamatan Juntinyuat, “Kami berharap, agar semua pihak dapat mendukung program energi nasional ini” tegas Parsaoran.