Jurnalis Cirebon Berbagi Bersama Anak – Anak Circle Of Happines

Cirebonmedia.com – Dari tempat yang sederhana, keceriaan dan kebersamaan itu muncul. Meski hanya berkumpul di sebuah garasi rumah, semangat menebar kebahagiaan untuk anak – anak pun tercipta. Hal itu yang dirasakan Jurnalis Cirebon Berbagi saat menyapa anak – anak Circle Of Happines di Desa Nanggela, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Minggu (6/11).

Semangat anak – anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu terlihat saat Fransirkus Mukalo J, salah satu perwakilan Jurnalis Cirebon Berbagi memaparkan pengalamannya mengenai profesi jurnalis. Awalnya, anak – anak masih asing dengan istilah jurnalis. “Siapa yang tau jurnalis itu apa? Atau ada yang pernah baca berita?” tanya Frans dihadapan anak – anak. “Saya pernah baca di koran ada berita bencana alam,” ujar salah seorang anak. “Oh itu saya pernah baca berita banjir,” sambung yang lainnya.  Melihat antusiasme anak – anak, Frans menjelaskan sekilas tentang jurnalis dan tugasnya. Setelah itu, anak – anak langsung mempraktikan salah satu kegiatan jurnalis yaitu menulis. “Mereka diminta menuliskan cita-citanya. Sederhana, kita ingin mengajarkan bahwa kegiatan jurnalis itu menulis” kata Frans.

jurnalis cirebon berbagi 2Keceriaan anak-anak semakin terlihat saat mendengarkan dongeng dari Kak Jums, salah satu jurnalis sekaligus pendongeng asal Cirebon. Kegiatan ditutup dengan aksi sulap Kak Jums yang membuat anak – anak penasaraan dan tertawa dengan tingkah lakunya. Perlu diketahui, Circle Of Happiness adalah sebuah wadah sosial yang digagas oleh Hastira Soekardi. Dalam perjalanannya, Hastira mengumpulkan anak-anak sekitar untuk belajar bersama setiap hari Minggu. “Belajar tapi santai sambil bermain. Lewat Circle Of Happiness, saya dan para relawan dari berbagai bidang lebih mengajarkan pendidikan karakter ke anak – anak, melalui dongeng, menggambar, bikin kerajinan dan sebagainya” ujar wanita yang kerap disapa Bunda Tira itu.

Dalam kesempatan itu, Jurnalis Cirebon Berbagi juga menyerahkan sejumlah buku bacaan. “Pas awal – awal saya ajak mereka untuk baca gak ada yang mau. Malah mereka gak berani buka bukunya. Tapi setelah saya contohkan, membujuk mereka untuk membaca akhirnya mau. Makanya kalau sekarang dikasih buku bacaan, mereka senang sekali,” imbuh Bunda Tira.