UNTAG Prima Manajemen Perhotelan Gelar Seminar Nasional
Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Prima Manajemen Perhotelan Cirebon menggelar sebuah seminar nasional bertajuk “Pengembangan Pariwisata Cirebon Berkelanjutan Berbasis Haritage” di Ballroom kampus UNTAG Prima Manajemen Perhotelan pada Rabu (22/2). Cirebon memang terkenal dengan kota yang sangat kaya akan kuliner dan warisan budayanya, namun masih banyak lagi kuliner dan budaya Cirebon yang belum diketahui oleh masyarakat luas. Untuk itu diperlukan partisipasi masyarakat guna mengembangkan dunia pariwisata baik itu kuliner maupun budaya.
Menurut Ketua Panitia Seminar yang juga merupakan Ketua Prodi Manajemen Perhotelan Riyanto Wibowo mengatakan, seminar nasional ini merupakan salah satu hasil dari kerjasama tiga pihak yaitu UNTAG Prima Manajemen Perhotelan, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta dan Keraton Kacirebonan. Selain seminar nasional, kerjasama antara 3 pihak tersebut juga telah menghasilkan sebuah hasil penelitian. “Telah dihasilkan empat hasil penelitian yaitu partisipasi masyaraka terhadap wisata heritage Keraton Kacirebonan, fenomena atraksi wisata di Cirebon, kuliner Cirebon secara umum, dan nasi bogana sebagai salah satu warisan Keraton Kacirebonan,” ujar Riyanto. Menurutnya hasil penelitian tersebut baru langkah awal yang dilakukan pihak UNTAG Prima Manajemen Perhotelan yang akan dilanjutkan dengan penelitian lain yang lebih luas lagi. “Ke depan bukan hanya melibatkan Keraton Kacirebonan saja, tapi juga keraton lain yang ada di Cirebon,” ujarnya. Sultan Keraton Kacirebonan Pangeran Raja Abdul Ghani Natadiningrat yang turut hadir dalam acara seminar tersebut mengungkapkan, dirinya sangat menyambut baik seminar ini. Diharapkan memberikan semangat dalam mengembangkan pariwisata yang berbasis heritage di Kota Cirebon.
Sementara itu, Direktur Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta Djoko Sudibyo mengatakan, guna melakukan pengembangan pariwisata itu diperlukan modal. “Modalnya kecil saja, masyarakat harus selalu tersenyum dan ramah kepada wisatawan yang datang. Dengan begitu, wisatawan yang datang akan merasa senang dan kembali berkunjung,” ujarnya. Selain itu juga diperlukan tunjangan akademisi sebagai motor penggerak, media sebagai wadah promosi pariwisata dan pemerintah sebagai pendukung. “Pemerintah harus berperan aktif dalam pengembangan pariwisata. Pemerintah harus mempunyai regulasi atau program kerja serta anggaran yang mendukung pengembangan pariwisata,” pungkasnya.