Angklung Malioboro Tradisi Seni Menjadi Profesi

Angklung adalah salah satu jenis alat musik khas Indonesia. Sebenarnya angklung ini berasal dari Jawa Barat namun entah mengapa bisa menjadi viral di Yogyakarta.

Memang angklung yang ada di jalan Malioboro, kota Yogyakarta berbeda dengan yang ada di Jawa Barat. Banyak yang menyebutnya angklung banyumasan. Cara memainkanya pun tidaklah digoyang, tapi penarinya yang bergoyang.

Rasanya kurang puas jika belum menyaksikan pertunjukan musik angklung. Musik angklung yang digelar di pedesetrian jalan Malioboro ini memang berbeda.

Kelompok pengamen ini mengusung irama musik beretnik tradisional, dipadukan dengan lagu-lagu dangdut kekinian, lagu pop juga kadang dinyanyikan sesuai permintaan pengunjung.

Pertunjukan angklung ini membuat banyak wisatawan baik lokal dan kadang ada juga turis mancanegara tertarik dan berkerumun untuk mengabadikan momen. Ada juga yang sampai duduk gleporan di pedestrian jalan guna mengabadikan lagu yang dibawakan.

Ups gak gratis ya klo minta lagu, anda harus kluarkan kocek sekitar 20rb klo request lagu. Nah klo mau sawer bebas ada dari nomilal 2rb – 100rb. Jangan khawatir klo gak ada receh bisa kok nuker ke mereka.

Angklung Malioboro ini pentas bergantian ada yang dari sore sampe jam 21.00 dan dgantikan grup lainya. Kalau pengamatan penulis sih penghasilan dari grup yang sore dengan 3 penari wanita cukup lumayan. Selain dari request lagu juga dari saweran para pengunjung yang ingin berjoget bersama para penari cantik.

Diantara pengunjung kebetulan yang menonton dekat dengan penulis menukar uang 200rb dalam bentuk pecaharn 10-20 rb. Nah saat dia ikut joget ternyata uang yang dia tukar habis. Jadi 200rb habis tuk sawer satu lagu.

Kalau satu lagu bisa menghasilkan 100rb saja, untuk 20 lagu bisa menghasilkan 2jt rupiah. Nah rata-rata lagu yang mereka bawakan antara 30-50 lagu. Sudah kelihatan kan uang yang bisa dihasilkan.

Jadi mencintai seni tradisional dan hobi bermusik ternyata bisa menjadi sebuah profesi yang menjanjikan. Kalau dilihat ada sekitar 10 personil dalam satu grup. Bila dibagi rata 2-3 jt pertampil setiap crew bisa mendapat 200-300rb perhari. Tapi itu gak full time loh, mereka hanya sekitar 3-4 jam saja tampil.

Penghasilan seperti itu tentunya lebih besar dari pada kerja kantoran dengan gaji UMR. Sangat jauh tentunya apa yang mereka terima. Apalagi mereka punya akun medsos yang sudah banyak follower atau subscribernya. Hemm menjanjikan bukan hasilnya.

Jadi jangan pernah sepelekan seni tradisi karena bisa menghasilkan uang yang banyak bahkan bisa menjadi profesi. Tertarik ikutan seperti mereka ? Monggo dicoba….