KENANGAN DI CIREBON
Tahun 2011,Pertama kali saya berkunjung ke Cirebon, dalam rangka shooting program travelling di tv nasional, nama programnya Tamu Gokil. Saat itu, kami di terima dengan tangan terbuka oleh Sultan Arif Natadiningrat di Keraton Kasepuhan.
Banyak peninggalan sejarah yang berkesan dihati. Kereta Kencana Singabarong, Tombak-tombak pusaka, Kesenian tradisional, Batik, sampai pada makanan tradisionalnya. Hanya saja waktu itu saya belum sempat mencicipi semua makanan khas Cirebon , karena hanya 2 hari disana.
Tepat tahun 2014 saya berkesempatan lagi ke Cirebon, masih dalam rangka shooting, cuma kali ini shooting untuk film layar lebar yang berjudul Caleg by Accident. Saat itu, kesempatan untuk menikmati Cirebon karena saya akan tinggal selama 10 hari.
Perjalanan 3 jam naik kereta benar-benar menyenangkan. Apalagi ketika sampai di hotel tempat saya menginap ,sudah ada Empal Gentong. Hahahayyy…coba dech bayangkan, semangkok Empal Gentong, dengan Cabe bubuk super duper peuuudes, di aduk-aduk dengan nasi putih… beeeehh…manstabssss….
Sepuluh hari. yaaa Se..pu..luh..hari di Cirebon, akhirnya hampir semua makanan khas Cirebon saya coba. Nasi Jamblang, Nasi Lengko, sampai dengan Docang yang ada di depan stasiun kereta api kejaksan yang buka jam 3 pagi, saya cobain. Dan puasssssssssss bangetttttt…. Puas dengan rasa khas yang ditinggalkan leluhur. Jujur, soal berat badan.. Tidak kepikiran untuk DIET.. Karena kata Diet kalo ga pake huruf T menjadi Die. Tau dong bahasa inggris Die apa..? Dan dalam pekerjaan, saya punya standart berat badan harus tetap diatas 70 kg, bahkan kalo perlu ditingkatkan…hahaha… Jadi semua bentuk program diet tidak pernah sukses berhadapan dengan saya.
Selama saya di Cirebon, hati terasa senang, tenang. Kerja pun riang. Cuaca pun mendukung, terang. Walaupun sempat hujan menjelang malam hari, saya tetap menikmati susana Cirebon sembari menyeruput secangkir cappucino hangat di cafe depan hotel. Cirebon ketika diguyur hujan dan Cirebon malam hari saat selesai hujan, semua saya nikmati. Karena saya merasa seperti dirumah sendiri. Begitu nikmat dan puasnya. Sampai seakan-akan, itu adalah kunjungan saya yang terakhir.
Berdamai dengan alam, artinya berdamai dengan diri kita. Sehingga alam pun bersabda. Puaskan diri kita, senangkan hati kita, dan perkaya jiwa kita. Karena alam sangat kaya. Bukan materi saja yang bisa membuat kita kaya.
Komentar