Keunikan Gerabah Khas Desa Sitiwinangun

Cirebonmedia.com – Cirebon selain dikenal lewat kerajinan batik, tari topeng, wayang kulit, atau lukisan kacanya, juga dikenal kerajinan keramik atau gerabahnya. Geografis Cirebon menempati daerah pesisir seperti halnya Gresik, Banten, Tuban, Lasem, Tegal, Demak, Pati, Kudus, Jakarta ,dan Madura. Sebab secara kultural, Cirebon diapit dua arus besar kebudayaan, yakni Sunda dan Jawa.

Dua budaya ini begitu dominan membentuk tradisi masyarakat Cirebon. Di samping itu,Cirebon juga mendapat sentuhan budaya religi Islam, Cina, Hindu, dan juga Barat. Tidak aneh, maka muncullah sebuah kultur yang khas milik Cirebon. Pertemuan beragam kultur itu telah melahirkan bentuk tradisi kerajinan rakyat. Sehingga lahir apa yang disebut motif khas Cirebonan. Pada seni batiknya, muncul motif megamendung tipe Cirebon. Juga pada lukisan kaca, yang banyak menggambarkan binatang atau tokoh-tokoh pewayangan lewat ayat Alquran. Pada karya gerabah  sangat dipengaruhi motif dari Cina.

Kerajinan gerabah itu kebanyakan dihasilkan oleh masyarakat Desa Sitiwinangun. Sitiwinangun adalah nama sebuah desa di kecamatan Klangenan yang terletak 15 km ke arah barat kota Cirebon. Ditinjau dari sisi etimologis atau asal usulnya Sitiwinangun berasal dari bahasa Jawa yang berarti tanah yang dibentuk (siti = tanah, wangun = bentuk). Gerabah Sitiwinangun Cirebon ini sangat terkenal hingga seantero negeri, bahkan terkenal sampai ke mancanegara seperti Cina, Jepang, Malaysia, Singapore,Thailand, Korea dan lain-lain. Motif dan keunikan gerabah khas Sitiwinangun memang disukai banyak pecinta seni di Indonesia maupun di beberapa negara-negara di dunia ini. Maka tak heran bila karya seni gerabah ini banyak diburu para kolektor suvenir antik dan artistik. Konon, untuk menghasilkan suatu kualitas karya yang luar biasa, ada beberapa ritual yang harus dijalani. Oleh karena itu banyak kolektor asing maupun lokal yang memburu kerajinan gerabah Sitiwinangun ini, sehingga kerajinan ini merupakan salah satu sumber devisa bagi Indonesia.

Image By: Google.com
Image By: Google.com

Apabila kita memasuki daerah desa Sitiwinangun, suasana sentra kerajinan rakyat sangat terasa. Itu karena hampir setiap halaman rumah penduduk desa Sitiwinangun selalu menumpuk karya gerabah. Bukan sekadar proses pembakaran yang menjadi keunikan gerabah Sitiwinangun. Lebih dari itu, cara pembuatan dan motif hiasnya sangat berbeda dari gerabah di daerah lain. Boleh dikatakan, hanya perajin Sitiwinangun yang masih mempertahankan dengan setia cara kuno dalam pembuatan gerabah seperti teknik pijit (pinching) dan pilin (coiling) atau gabungan keduanya, tanpa menggunakan alat bantu apa pun. Keunikan lainnya adalah teknik pembakarannya. Bentuk gerabah apapun yang dibuat perajin di Sitiwinangun, umumnya memiliki ciri khas dalam corak hiasnya. Gerabah Siwinangun menjadi sangat tradisional karena seperti motif tali duri ikan, anyaman, sulur kangkung, tumpal, pilin, dan meander atau yang menjadi ciri khas Cirebon berupa motif bungamelati danlingkaran memusat. Sedangkan cara menghiasnya menggunakan teknik toreh, cukil atau papan pemukul kayu berhias. Teknik hias seperti ini menyebabkan gerabah Sitiwinangun membutuhkan waktu lama untuk membuatnya. Selain memerlukan kehati-hatian, teknik hias seperti ini sangat rumit dan membutuhkan kecermatan luar biasa.