Sejarah Kota Sumber Kabupaten Cirebon

Cirebonmedia.com- Sekitar abad XV disuatu daerah yang sekarang dinamakan Kota Sumber, terdapat suatu kelompok masyarakat yang menganut agama sanghiang dibawah kekuasaan Kerajaan Galuh. Namun setelah tokoh-tokoh dari Cirebon datang ke daerah ini untuk menyebarkan agama Islam, sebagian dari mereka tertarik, dan kemudian menganut Islam. Sementara yang tidak tertarik pergi meninggalkan Sumber.

Para Wali seringkali mengadakan ceramah di puncak Gunung Ciremai. Ketika berangkat ke Gunung Ciremai atau kembalinya, para wali selalu sinngah di daerah Sumber untuk memantau perkembangan agama Islam. Oleh karena itu di daerah Sumber pernah direncanakan  untuk mendirikan sebuah pesanggrahan atau keraton kecil, namun dibatalkan karena ada salah seorang wali yang tidak menyetujuinya. Meskipun tembok/dinding atau kuta kosong telah mulai dibangun. Itulah sebabnya disebelah selatan Puskesmas Sumber sekarang terdapat nama blok Pesanggrahan, Kuta Kosod, dan Perwatalan. Disektar tempat peristirahatan para Wali itu dibuat sebuah taman yang didalamnya terdapat kolam atau balong, yang sekarang menjadi Situs Balong Sumber.

Ketika tiba musim kemarau, masyarakat sering kesulitan air. Salah seorang Wali mencoba mencari air dengan mendongkel tanah, kemudian keluarlah air bersih yang melimpah. Maka dibuatlah sebuah tuk, yang sekarang disebut Tuk Melanse, Tuk Mudal, Tuk Gumer dan Tuk Luak. Setelah ditemukannya mata air yang sangat dibutuhkan masyarakat, daerah ini semakin banyak dikunjungi dan akhirnya disebut Sumber.

Tersebutlah seorang perempuan bernama Nyi Mas Rarakuning., yang sangat sabar dan patuh serta setia mengabdi kepada para wali dalam perjuangannya. Sebagai imbalan jasa atau tanda jasa terhadap Nyi Mas Rarakuning, para wali mengangkatnya sebagai pimpinan dengan julukan Nyi Gede Sumber.
Pada suatu saat Kerajaan Rajagaluh berusaha menghambat perkembangan agama Islam di daerah Sumber. Atas kesigapan serta kewaspadaan Nyi Gede Sumber dengan tokoh–tokoh Islam lainnya, pasukan Rajagaluh dapat dipatahkan, dan banyak yang ditawan segingga akhirnya menganut agama Islam. Diantara yang ditawan itu adalah Kencana Wungu seorang perempuan mata-mata dari Rajagaluh.

IMG_9830 Dalam membangun Desa Sumber, Nyi Gede Sumber dibantu oleh tokoh-tokoh Islam seperti Pangeran Panjul, Pangeran Sampiran, Pangeran Panjang, Pangeran Parakamuncang, Ki Gede Dermayu, Ki Gede Siwalan, Ki Gede Semu, Ki Gede Jaka Karti, Ki Gede Cikuya, Ki Gede Ranggajati, Ki Gede Jatijajar, Ki Gede Agus, Ki Gede Patih Jongkara, Ki Gede Sawud/Nyi Gede Sawud, Ki Gede Pataraksa, Ki Gede Anderwangu.

Nyi Mas Rarakuning menikah dengan Ki Gede Wanakerta, dan dikaruniai seorang putri bernama Nyi Mas Rara Sakti. Ki Gede Wanakerta adalah seorang ahli bercocok tanam, seperti di Sungai Cipager ia menanam manggis, dan hingga sekarang daerah tersebut bernama blok Pemanggisan. Disebelah utaranya menanam salak, hingga daerah tersebut terkenal dengan nama Desa Pasalakan.