Cirebonmedia.com – Sebuah pertunjukan Musik dan Tari bertajuk GENDING PAKSI NAGA LIMAN, telah digelar pada sabtu,16 September 2017. Pergelaran dilakukan dalam rangkaian kegiatan FKN XI. Gelaran itu menarik karena gendingnya memadukan laras pentatonic dan diatonic, pelog, slendro dan juga degung.  Tidak kalah menarik dengan masuknya  sisipan musik khas China, Arab, dan India, sehingga menjadi pertunjukan yang unik, prigel dan nyaman dipandang.

Gending Paksi Naga Liman – Foto : Cirebonmedia

Kereta kencana nan megah itu di inspirasi dari kendaraan perang bathara indra, yang diyakini telah ada sejak masa Pangeran Cakra Bhuana. Itu tertulis pada Candra Sangkala (1428M/1350 Saka)

Paksi Naga Liman sendiri diambil dari nama sebuah kereta pusaka Paksi Naga Liman  yang merupakan kendaraan utama Kerajaan Singhapura (1042-1440 M/ 936-1367 Saka). Dan tetap digunakan hingga masa Kesultanan Cirebon. Kereta kencana nan megah itu di inspirasi dari kendaraan perang bathara indra, yang diyakini telah ada sejak masa Pangeran Cakra Bhuana. Itu tertulis pada Candra Sangkala (1428M/1350 Saka) yang juga digunakan untuk menyerang kerajaan Galuh ( 1528 M ). Kemudian secara tutun temurun digunakan oleh Sunan Gunung Jati. Yang pada akhirnya menjadi kereta kebesaran Kerajaan Cirebon. Dan diteruskan oleh Panembahan Cirebon hingga Sultan Kanoman saat ini. Sempat mengalami perbaikan/reparasi oleh Pangeran Losari, yang merupakan  cicit dari Sunan Gunung Jati.

Kereta pusaka Paksi Naga Liman – Foto : culturofcomic

Kereta pusaka Paksi Naga Liman merupakan mahakarya seni yang memadukan konsep berkendaraan masa lalu namun mengguratkan sebagai karya agung yang futuristik, megah dengan nilai estetika  tinggi. Namun dibalik kemegahannya, tersimpan pesan adiluhung yang sarat makna, diantaranya yaitu ;

Paksi (badan bersayap) adalah simbol burung. Yang merupakan kendaraan Bathara Wisnu yang juga berisi pesan dan penanda simbol negeri Timur Tengah dengan unsur Islamnya.

Naga (kepala bermahkota) hewan naga adalah perwujudan dari penguasa caruban yang dinamakan mang. Selain telah mahfum naga sebagai simbolisasi atas negeri Tiongkok (China), dan kandungan anasir Budha.

Liman (belalai) adalah gajah perlambang Ganesha putra Dewa Syiwa dari negeri Hindustan India, yang juga pengaruh unsur Hindu.

Pada akhirnya kereta Paksi Naga Liman menjadi simbol Cirebon sebagai negeri tempat terjadinya asimilasi dan pluralisasi dari tiga kebudayaan. Hal ini menempatkan Cirebon  pada puncak keunggulan peradaban pada masanya. Bahkan berkembang penafsiran atas makna Paksi Naga Liman yang mengisyaratkan kejayaan kedaulatan., Burung penjaga kedaulatan di udara (Jaya Dirgantara), Naga penjaga kedaulatan laut (Jaya Bahari) dan Gajah penjaga kedaulatan di darat (Jaya Bhumi).

 

Oleh, Rief evan

@pers release Keraton Kasepuhan