Kanker leher rahim merupakan keganasan yang menyerang leher rahim atau cervix, yaitu bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang sanggama (vagina). Sekitar 80% dari kasus kanker leher rahim disebabkan oleh virus Human Papilloma (HPV). Pada kebanyakan wanita tidak menunjukkan gejala. Adapun gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

  1. Pendarahan tidak normal, yang bisa berupa pendarahan sesudah berhubungan intim, pendarahan abnormal di luar waktu haid, dan pendarahan sesudah menopause
  2. Keluar cairan berwarna kekuningan dan berbau dari vagina
  3. Sakit atau nyeri pada pinggul dan kaki

Untuk mengetahui gejala bisa dilakukan Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA), merupakan skrining kanker leher rahim yang dilakukan dengan melihat langsung leher rahim yang telah dioles dengan larutan asam asetat. Skrining ini merupakan skrining yang paling sederhana, cepat, dan murah. Atau Pemeriksaan sitologi (Pap Smear), adalah pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim dimana sampel diambil melalui liang vagina. Terdapat dua macam Pap Smear, yaitu Pap Smear Konvensional dan Sitologi Serviks Berbasis Cairan (SSBC). Sitologi Serviks Berbasis Cairan (SSBC) merupakan metode baru untuk meningkatkan keakuratan deteksi kelainan sel-sel leher rahim. Atau dapat juga dengan melakukan Pemeriksaan HPV-DNA, merupakan pemeriksaan molekuler yang secara langsung bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Human Papilloma Virus (HPV) pada sel-sel yang diambil dari leher rahim. Oleh karena itu, semua wanita yang pernah melakukan hubungan seksual sangat dianjurkan untuk melakukan skrining kanker leher rahim secara rutin. Jika Anda berusia <21 tahun, skrining dengan pap smear dilakukan 3 tahun setelah hubungan seksual pertama, apabila hasilnya normal, maka selanjutnya dilakukan setahun sekali. Antara 21-30 tahun, skrining dengan pemeriksaan pap smear dilakukan setiap tahun atau sesuai dengan saran dokter apabila terdapat hasil yang tidak normal. >30 tahun, pemeriksaan pap smear dan HPV-DNA dilakukan secara berkala. Wanita berusia >30 tahun yang telah aktif secara seksual berisiko tinggi mengalami infeksi HPV yang menetap dan hal ini berkaitan erat dengan kanker leher rahim. Pencegahan yang dapat dilakukan

  • Berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi, dan tidak merokok.
  • Bersihkan organ vital setiap saat dengan tisu.
  • Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
  • Lakukan pemeriksaan pap smear dan HPV-DNA secara rutin untuk deteksi dini kanker leher rahim.

Semakin dini terdeteksi, semakin tinggi pula peluang sembuhnya. Kanker leher rahim merupakan salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dibandingkan dengan jenis kanker lainnya. Awalnya penyakit ini menyerang mulut dan leher rahim, kemudian sel-sel kanker itu menyebar ke organ-organ lain, sehingga dapat menyebabkan kematian.