Gelar Sarjana Masih Sakti Mencari Kerja ?

Karyneiko
  • 10 bulan
  • 277
  • 0

Keluhan sulitnya mencari kerja masih menjadi momok menakutkan bagi pencari kerja yang hanya memiliki pendidikan SMA sederajat. Kalau pun ada hanya sebagai seorang tenaga marketing atau sales yang tentunya berpenghasilan sesuai dengan capaian target penjualan.

Bahkan perusahaan leasingpun hanya sekedar menjadi tenaga kolektor wajib minimal lulusan D3. Gelar sarjana masih menjadi syarat penting mencari pekerjaan baik di sektor swasta maupun pemerintahan.

Saat ada formasi lowongan sebagai pegawai negeri sipil (PNS) kerap kita dihadapkan oleh kenyataan memilukan. Kalaupun ada formasi buat lulusan SMA sederajat tidak sampai 10 persen dari total kebutuhan.

Perusahaan swasta juga banyak yang mewajibkan syarat kelulusan Sarjana. Bahkan penerimaan tenaga outsourcing sebagai security di kantor pemerintah ada syarat harus sarjana dan mampu berbahasa inggris. Sedangkan kantor tersebut sama sekali tidak ada hubunganya dengan pariwisata atau luar negeri.

Mari kita tengok dulu negara lain apakah sama dengan kita. Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat memperkirakan hanya 33 persen pekerjaan di Amerika Serikat yang membutuhkan gelar sarjana. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pergeseran fokus kualifikasi rekrutmen ke faktor pengalaman dan pelatihan di bidang yang dibutuhkan.

Dari penelitian terhadap 500 perusahaan yang dilakukan oleh University of Hertfordshire, hampir 50 persen dari responden yang disurvei merasa lebih menyukai faktor pengalaman kerja yang relevan sebagai persyaratan merekrut pegawai baru.

Hanya satu dari empat perusahaan yang tertarik pada gelar sarjana. Bahkan, mereka cenderung tidak terlalu memperhitungkan reputasi universitas sebagai pertimbangan untuk merekrut pegawai baru.

Negara sekelas Amerika yang sudah maju saja persentase yang mewajibkan sarjana hanya sedikit. Lebih kepada keahlian dari sang pelamar.

Namun ada beberapa perusahaan di Indonesia yang tidak mewajibkan gelar sarjana. Hanya saja kalau kita lihat pada bursa lowongan kerja di media massa lebih dari 80 persen mewajibkan sarjana.

Sebenarnya gelar sarjana belum bisa menjamin kinerja seseorang lebih baik dari yang lulusan SMA. Banyak lulusan SMA, STM atau SMEA mempunyai kemampuan lebih baik dari sarjana.

Sarjana jaman sekarang ini sudah tidak sesulit dahulu. Guna mendapatkan gelar tersebut kita bahkan bisa mendapatkan dengan cara kuliah online. Walaupun mudah tentunya hanya bisa dinikmati oleh orang yang berduit saja.

Apakah sarjana juga mudah mendapatkan pekerjaan? Tentu saja tidak. Saya pernah mendengar keluhan salah seorang sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan layak dan hanya berprofesi sebagai penarik becak.

“Mas saya mau bentuk panitia ah,” ujar Munir salah satu Sarjana asal Tegal

“Panitia apaan mas?” tanyaku

“Panitia pengumpulan ijasah sarjana,”

“Buat apa,” tanyaku semakin bingung

“Buat dibakar aja sebab gak laku buat kerja. Saya malah jadi penarik beca, padahal lima tahun saya kuliah,” tutur Munir

Tentu saja wajar bila sarjana ingin pekerjaan yang layak dan pantas. Mereka menempuh pendidikan yang cukup panjang dan biaya yang tidak sedikit.

Kalau sarjana saja kesulitan cari kerja bagaimana yang bukan sarjana? Apakah hanya bisa jadi cleaning service, OB, Satpam, parkir, buruh atau tukang kebun saja?

Ada juga kok hanya lulusan SMA namun bernasib lebih baik dari sarjana. saya ada seorang teman yang kebetulan hanya lulusan STM, saat ada penerimaan calon karyawan di salah satu perusahaan asing di Jakarta ia coba melamar.

Tentunya selain ijasah STM ia melampirkan sertifikat keahlian lainya yaitu sebagai welder (tukang las). Saat mendapat panggilan dirinya mengikuti tes sebagai welder dan terpilih.

Keahlianya itu membawa berkah bahkan karena kwalitas kerjaan yang baik dirinya ikut pelatihan welder lanjutan di German.

Sekarang ini dia sudah menjadi tenaga Supervisor Welder dan tentunya berpenghasilan besar menyentuh angka 30 juta. Melebihi gaji kepala BUMD atau Kepala Dinas.

Belum lagi saat dirinya ditugaskan ke luar negeri penghasilanya jadi dua. Gaji yang di Indonesia utuh dan pekerjaanya di luar negeri pun setara bahkan lebih besar dari yang di Indonesia.

Apapun lulusan anda tentunya harus memiliki sebuah kemapuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain. Sarjana sekalipun kalau tidak memiliki kemampuan lebih tentunya akan sulit bersaing. Jadi sebenarnya andalah yang akan menentukan anda mau kerja dimana dan akan menjadi apa.