BEDANYA ORANG FANATIK DAN ARGUMENTATIF

Bedanya orang Fanatik dan Argumentatif

Cirebonmedia.com- Alkisah (biar agak keren dan berasa kolosal-nya), dua orang kolega sedang bercengkerama di sebuah warung remang-remang. Ini warung beneran remang, penerangannya. Gak ada maksud memakai istilah ini untuk menyampaikan kesan negatif 😉. Sajian makanan dan minuman di warung ini juga biasa aja kok. Paling seputar indomie segala merek (bisa pake telor, sayur cesim dan irisan cabe rawit). Minumnya kopi-kopian (sachet) seduh, ekstra jhoss, mijon, dan kawan-kawan.

Saat itu senja, hanya ada mereka berdua dan si ibu pemilik warung ditemani remang sebuah lampu patromaks. Nah, sekarang kalian jelas kenapa itu disebut warung remang-remang 😊. Waktu maghrib sebentar lagi tiba, walaupun sebenarnya dia tidak pernah kemana-mana.

Kedua pria dewasa itu tengah asyik ngobrol ngalor-ngidul. Mulai dari urusan rumah tangga, kontroversi bumi bulat-datar-kotak- atau segitiga, ketegangan antara Korea Utara dan Amerika, issue perpecahan agama, perhelatan pilkada, sampai ke alasan Ahok menggugat cerai istrinya- Veronica. Dimeja ada 2 cangkir kopi (masing-masing sudah di-refill 2 kali), tiga setengah bungkus rokok, dan sepiring gorengan, sebagai bukti otentik betapa dahsyatnya pergunjingan yang terjadi diantara mereka sore itu.

Tetiba saja obrolan tidak penting itu terhenti saat salah satu dari mereka melihat ada sebuah bayangan samar di bawah pohon cemara di seberang jalan depan warung.

Amar: “Hey lihat itu sob! ngapain tuh kambing sore-sore gini bertengger di bawah pohon cemara?” Ucapnya sambil menunjuk ke arah bayangan tersebut.

Amir: “Mana? Ah, kayaknya itu bukan kambing bro. Kecil gitu kok!”

Amar: “Iya kambing sob! Kambing juga ada yang kecil kaleee.”

Amir: “Tapi nggak sekecil itu ah!” Sahut si Amir sambil mengucek-ngucek matanya yang nggak gatel itu.

Amar: “Kambing punya siapa ya sob? Nyasar kali doi tuh, kesian.” Lanjut si Amar masih sambil memandang ke arah bayangan tadi.

 

Si Amir penasaran, dia maju sedikit agar pandangannya ke sosok bayangan itu bisa lebih jelas lagi. Amar pun bergegas mengikuti Amir memangkas jarak.

 

Amir: “Ooh, itu burung gagak bro! Tuh warnanya item. Jelas gitu kok.”

Amar: “Yaelah sob. Kambing juga ada yang warnanya item, keleus!” Serang si Amar semakin defensive.

Amir: “Bro, itu burung gagak. Tuh, ada paruhnya. Mana ada kambing yang ada paruhnya!” Si Amir mulai berkeringat.

Amar: “Pikiran lu pendek banget sih sob! Mungkin aja itu terjadi. Wong kambing juga ada kan yang terlahir dengan berkaki lima? Malah ada juga tuh, penyu kepalanya ular!”

Amir: “Udah gila lu ya!”

 

Si Amir kesel, lalu dilemparnya sebuah batu ke arah sosok yang tengah diperdebatkan itu. Lalu sontak sosok tersebut terbang, mengepakkan sayapnya melesat ke angkasa (langit maksudnya). Jelas sekali bahwa benda itu adalah seekor burung gagak hitam.

 

Amir: “Noh liat sendiri noh! Burung gagak kan! Terbang noh! Mana ada kambing terbang!!!”

Amar: “Sabar sob, kalo Tuhan sudah menghendaki, kambing pun bisa terbang toh?!” Pungkas si Amar yang mukanya makin nyebelin sambil menepuk pundak Amir.

Amir: “!@#$%^&*…….”

 

Itulah bedanya orang Fanatik dan Argumentatif