Kecanduan Bermain Game Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental, lho!

Waktu luang biasanya dimanfaatkan orang – orang untuk membaca, traveling, berkumpul bersama keluarga dan teman, bahkan bermain game – ini memang sangat mengasyikkan. Bermain game tidak seburuk seperti yang orang lain pikirkan.

Sah-sah saja bermain game dan tidak dapat dipungkiri memang hampir semua orang bisa dan pernah bermain game. Tidak peduli usia. Anak-anak, remaja, bahkan orang tua zaman sekarang pun terbiasa memainkannya. Namun, jika sudah kecanduan itu sangat berbahaya.

Banyak orang di zaman millennial ini yang sudah kecanduan game, terutama para remaja. Mereka menghabiskan separuh bahkan hampir semua waktunya untuk game dan lebih memprioritaskan game dibanding minat hidup serta aktivitas sehari-hari mereka. Mereka juga sulit mengontrol waktu saat bermain game.

Seseorang juga disebut kecanduan apabila hobinya juga telah menyebabkan gangguan atau bahkan konflik pada hubungan sosialnya dengan orang lain maupun di lingkungan profesional, seperti sekolah atau tempat kerja.

World Health Organization (WHO) kini menggolongkan kecanduan main game sebagai gangguan mental. Hal ini disebut juga Gaming Disorder.

Gaming Disorder diusulkan untuk dimasukkan di bawah kategori besar “Gangguan mental, perilaku, dan perkembangan saraf”, khususnya di bawah subkategori “Gangguan penyalahgunaan zat atau perilaku adiktif.” menurut pakar kesehatan di seluruh dunia bahwa kecanduan main game dapat memiliki dampak yang seperti kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang.

Orang yang kecanduan game bisa dilihat dari tanda-tanda ini:

  • Selalu menghabiskan waktu yang lama untuk bermain, bahkan durasinya terus meningkat dari hari ke hari.
  • Merasa mudah marah dan tersinggung saat dilarang atau diminta berhenti bermain game.
  • Selalu berpikir tentang game tersebut ketika sedang mengerjakan aktivitas lainnya.

Penyebab kecanduan game ini dipicu oleh rasa senang dan bahagia ketika bermain. Nah, efek kebahagiaan inilah yang membuat orang ingin merasakannya lagi dan lagi. Jika hal ini terus berlanjut, ini pasti akan membuat kecanduan.

Yang disebut kecanduan ini haruslah terjadi secara terus-menerus paling tidak terjadi selama 12 bulan dan menunjukkan “efek samping” pada pribadi si pecandu. Seperti perubahan kepribadian, karakteristik, perilaku, kebiasaan, hingga bahkan fungsi otak.

Penulis : Nisa