Game PUBG Menginspirasi Seseorang Jadi Teroris?

Karyneiko
  • 2 tahun
  • 388
  • 0

Kejadian teror yang sangat kejam di New Zealand banyak membuat prasangka dari masyarakat bahwa kejadian tersebut terinspirasi dari game PUBG dan Fortnite, bahkan MUI Jawa Barat ikut angkat suara menanggapi fenomena tersebut.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Rahmat Syafei mengatakan pihaknya masih akan mengkaji dampak (negatif) game online PUBG. Meski sampai saat ini belum ada fatwa haram dari MUI mengenai game PUBG.

Aksi terorisme yang dilakukan di New Zealand memang sebuah kejadian yang sama sekali tidak manusiawi dan sangat biadab.

Menurutnya saya game yang penuh dengan kekerasan seperti PUBG seharusnya tidak boleh disalahkan atas tindakan kekerasan ekstremis yang terjadi.

Ekstrimis akan melakukan tindakan kekerasan dengan atau tanpa paparan game online.

Tidak peduli ada atau tidak adanya game online seperti itu, orang-orang dengan keyakinan ekstremis masih akan melakukan tindakan kekerasan. Sebwlum asanya game yang marak kegiatan teroisme sudah ada bahkan yang lebih kejam dari itu sudah pernah terjadi .

Sebenarnya game online tidak ada hubungannya dengan kekerasan yang terjadi di Selandia Baru.

Tentu bukan sesepele itu pemicu insiden ini lebih besar dari sekedar game. Jadi alangkah bijaknya bila kita jangan terlalu cepat menyalahkan game online.

Saya pikir penembakan di Christchurch dipicu oleh permasalahan yang lebih besar dari itu. Sekali lagi sebelum adanya game PUBG, tindakan semacam ini sudah terjadi.

Tentunya  tindakan teror semacam itu harus dikecam oleh semua agama dan bangsa di seluruh dunia.

Sebenarnya hal tersebut disinyalir karena Tarrant (pelaku teror) melakukan live streaming seperti para gamer melakukannya ketika bermain game PUBG atau Fortnite.

Ternyata terdapat misspersepsi mengenai manifesto berjudul The Great Replacement yang diunggah oleh Brenton Tarrant.

Mengutip Sidney Morning Herald (SMH), bahwa Tarrant terinspirasi dari game Fortnite berdasarkan kata-katanya seperti berikut.

Berdasarkan pernyataan asli Brenton Tarrant kepada publik yang bersumber dari Nex 24, ia mengaku mengenal game-game tersebut namun ia tidak terinspirasi dari game tersebut.

Dalam pernyataannya Tarrant mengatakan ”Spyro the dragon 3 mengajari saya etno-nasionalisme. Fortnite melatih saya menjadi pembunuh dan melakukan gaya pamer di depan mayat musuh saya? Tidak,”

Ia juga mengaku bahwa ketika muda dulu ia merupakan seorang komunis. Akhirnya ia menjadi seorang anarkis dan terakhir menjadi eco-fasis.

Tarrant mengaku membenci mereka yang tidak secara etnik masuk ke budaya Eropa atau kulit putih.

Itulah yang mendasari dia melakukan penyerangan sehingga mengakibatkan puluhan muslim meninggal karena terkena tembakan bukan karena game.

Dengan adanya screenshot dari manifesto Tarrant ini kita bisa mengetahui bahwa ia sebenarnya tahu game tersebut (Fortnite), tetapi tidak terinspirasi.

Jadi masih mau menyalahkan game PUGB sebagai pemicu aksi teroris di Selandia Baru? Sebaiknya buang jauh fikiran tersebut. Tarrant mantan komunis dan menjadi eco-fasis. Faham tersebutlah yang berbahaya bukanya game PUGB.