Slogan Youtube lebih dari TV sedang marak saat ini. Tempat di mana orang-orang bisa menemukan berbagai macam video itu kini digadang-gadang sebagai media hiburan yang melebihi televisi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas tontonannya. Yakin?!

            Sumber hiburan atau tontonan digital saat ini bukan hanya dari televisi. Televisi terbatas oleh jam tayang, channel serta program-program yang tidak semua bisa ditayangkan. Beberapa tahun terakhir, Youtube jadi salah satu sumber hiburan. Bukan hanya menyajikan tontonan, konten-konten di Youtube sangat beragam, macam-macam tutorial bisa ditemukan di sana. Untuk belajar make up contohnya, kamu tidak perlu lagi kursus kecantikan di tempat-tempat tertentu. Cukup dengan membuka Youtube, nonton tutorial make up dari beauty blogger dan menyiapkan peralatan tata rias, wajahmu pun bisa jadi percobaan pembelajaranmu.

            Tidak hanya video hiburan dan bermanfaat yang bisa dengan mudah dicari. Video tidak mendidik seperti vlog pasangan yang disebut sebagai relationship goals pun banyak bermunculan di sana. Kegiatan yang dipamerkan sebagian besar tidak pantas ditonton oleh anak-anak. Dan mirisnya, video tersebut tidak diatur dengan age-restricted, sehingga anak-anak di bawah umur bisa mengaksesnya.

            Video yang juga banyak dikritik, tapi memiliki penonton yang juga banyak, yaitu serupa memamerkan barang-barang berharga yang dimiliki seseorang. Mulai dari rumah mewah, mobil-mobil mahal, tas-tas branded, sampai jam tangan yang harganya bisa untuk biaya naik haji satu keluarga dengan ONH+. Tidak berhenti di situ, Youtube trending pun seringkali diisi oleh video-video serupa. Video yang dianggap tidak mendidik justru masuk dalam deretan video yang paling sering ditonton.

            Hal-hal seperti ini yang kemudian menjadi pertanyaan. Benarkah Youtube lebih dari TV? Booom!!! Jika beberapa tahun belakangan orang-orang beralih dari TV ke Youtube untuk menghindari tontonan yang jauh dari tuntunan, tapi kemudian di Youtube pun menemukan tontonan yang serupa, lalu apa bedanya? Gosip seputar selebriti, video-video prank, video settingan yang hanya mementingkan jumlah viewer tanpa peduli isi dari video itu sendiri. Banyak yang menyayangkan hal ini. Dan ini pun mematahkan anggapan masyarakat luas dan berganti menjadi Youtube sama dengan TV.

            Tapi yang jadi pertanyaan, kenapa video-video yang tidak berbobot bisa masuk ke dalam trending? Sedangkan video yanag kreatif dan banyak pesan moral di dalamnya justru jarang sekali masuk trending bahkan mendapat view yang sedikit. Hal ini dikarenakan Youtube mencatat segala bentuk interaksi terhadap sebuah video. Dengan banyaknya interaksi yang ada pada suatu video, maka konten tersebut berkesempatan besar menjadi trending. Tidak hanya dari jumlah tontonan dan likes, jumlah komentar, share bahkan dislike pun dihitung sebagai bentuk interaksi. Kebiasaan orang-orang kita adalah berkomentar dengan nada negatif pada video yang dianggap “sampah”. Hal itu bertujuan agar video-video yang serupa tidak bertambah banyak dan menyebar. Padahal secara tidak sadar mereka justru membuatnya semakin melayang.

            Untuk itu teman-temanku penonton setia Youtube, saat menemukan video yang dirasa tidak pantas untuk dikonsumsi publik, cukuplah tidak menontonnya. Tidak perlu menghujat atau dislike yang malah menguntungkan pemilik video itu. Dengan banyaknya interaksi juga mereka bisa memasang iklan di sana. Stop make stupid people famous. Dan kembalikan Youtuber dulu yang ngedit video niat dan produksi yang bukan sekadar ngomong-ngomong di depan kamera, klarifikasi, dan edit cut-cut seadanya!!!