Cirebonmedia.com- Virus imunodifisiensi manusia (bahasa Inggris : human immunodeficiency virus; HIV ) adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran Semen (reproduksi), Darah, cairan vagina, dan ASI. Penyakit ini bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel dendritik.

Para ilmuwan menciptakan alat khusus yang praktis untuk mengukur kadar virus HIV dalam darah. Metode baru ini ditujukan untuk membantu keberhasilan pengobatan HIV/AIDS di negara berkembang. Alat tersebut memiliki chip yang hanya memerlukan setetes darah untuk mendeteksi level HIV. Chip itu menghasilkan sinyal elektrik yang dikirim ke stik USB, kemudian dibaca oleh komputer.

Mengukur level HIV dalam darah sangat penting untuk mengetahui apakah pengobatan AIDS yang diberikan bekerja efektif.

Pengobatan penyakit HIV memang ditujukan untuk menurunkan jumlah virus dalam darah sampai mendekati nol. Jika virus menjadi kebal pada obat, kadarnya dalam darah akan naik kembali.

Tes HIV yang tersedia saat ini baru bisa mengeluarkan hasil dalam tiga hari. Contoh darah juga perlu dikirim ke laboratorium, padahal banyak daerah yang belum memiliki fasilitas tersebut.

Alat untuk mengukur virus HIV terbaru ini merupakan alat portabel dan sudah didapatkan hasilnya dalam 30 menit.

“Memonitor kadar virus sangat penting untuk kesuksesan terapi HIV. Alat tes yang baru ini, yang tadinya ukurannya sebesar alat fotokopi, sekarang disusutkan seukuran chip USB,” kata Dr Graham Cooke dari Departement of Medicine Imperial College London.

USB
USB

Mengukur kadar penyakit HIV juga dipakai dokter untuk mengetahui apakah pasiennya mengonsumsi obat yang diberikan. Bila pengobatan dihentikan, maka ada kemungkinan virus menjadi kebal obat.

Untuk menggunakan alat terbaru ini, darah dari pasien HIV diletakkan pada tempat di chip. Jika penyakit tersebut terdeteksi, maka hal itu akan memicu perubahan keasaman. Perubahan itu lalu ditransformasikan menjadi sinyal elektrik yang dikirim ke stik USB.

Cooke dan timnya menguji 990 sampel darah, dan hasilnya mencapai 95 akurat untuk mendeteksi level HIV. Rata-rata hasil tes itu sudah bisa keluar dalam 20 menit.

Walau demikian, alat itu perlu disempurnakan lagi sebelum bisa digunakan oleh dokter dan pasien.

Oleh: Shalom

Sumber: Kompas

123 Total Views 1 Views Today