Cirebon– Pastinya kita semua pernah diajarkan langsung oleh sosok seorang yang memberikan pengetahuan dan wawasannya kepada kita, baik itu di dunia pendidikan maupun dalam konteks kehidupan sehari-hari. Kita telah menganal beberapa tokoh yang kemudian tercatat dalam buku sejarah Indonesia sebagai penggerak tenaga pengajar untuk mencerdaskan bibit-bibit generasi bangsa.

Siapa yang tak mengenal Ki Hadjar Dewantara? Sosok yang lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 tersebut dikenal teladan dalam membangun generasi-generasi bangsa agar mengenyam dunia pendidikan dan membawa bangsa ini keluar dari kebodohan yang sudah berabad-abad lamanya mendapat tekanan penjajah. Beliau dikenal sebagai ‘Bapak Pendidikan’ dan kemudian menutup mata pada 26 April 1959 di usianya yang ke-69 tahun di Yogyakarta.

Dunia pun tahu, sosok seorang yang berilmu dan tanpa pamrih mengamalkan ilmunya. Yang menanamkan ilmu tersebut pada anak didiknya dalam segenap jiwa dan raga. Lebih daripada itu demi memajukan generasi penerus yang dimasa depan akan menjadi tumpuan bagi bangsa ini dalam melakukan pembangunan. Fungsi seorang guru sangatlah vital, dari tangan dingin beliau lah bibit-bibit masa depan ditanam yang kemudian akan melahirkan individu-individu yang cerdas dan berkualitas yang kemudian mampu memberikan manfaat dan pengaruh positif untuk terciptanya suatu bangsa yang berkualitas. Bisa kita ibaratkan, guru adalah sebuah akar pada pohon, menyerap air untuk menumbuhkan pohon, dan kemudian dari pohon jualah akan menghasilkan buah-buah manis yang dapat dinikmati.

Majunya suatu bangsa tak akan lepas dari kualitas guru yang mumpuni. Semakin baiknya kualitas guru, semakin baik pula kualitas intelektual yang dilahirkan dan dihasilkan untuk bangsa ini dalam mengarungi pembangunan menuju era kesejahteraan. Mata dunia semua terbuka, bagaimana pentingnya keberadaan tenaga pengajar yang sering kita sebut sebagai seorang guru. Kita dapat belajar dari Jepang, salah satu aktor Perang Dunia II ini sempat mengalami kehancuran akibat serangan bom dari pihak sekutu yang meluluhlantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki. Jepang mengalami kemunduran dan krisis. Namun bukan Jepang namanya kalau tak mampu segera bangkit. Negara matahari tersebut memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan guru, karena mereka yakin bahwa kedasyatan dan peran vital seorang guru sebagai penentu keberlangsungan bangsanya. Karena itu mereka tak butuh waktu lama untuk berdiri kembali dan berkembang.

Keteladanan seorang guru sangat menentukan karakter suatu bangsa. Kebesaran suatu bangsa yang terbentuk dan kaum intelek yang terlahir bisa dilihat dari kehebatan seorang guru dalam memberikan contoh dan ajaran yang kemudian terus mengalir bagi generasi penerus yang akan berkembang dan mengisi sendi-sendi bangsa dalam melakukan pembangunan dan perubahan agar tercapainya titik pencapaian yang terhormat.

“Terlampau banyak manusia yang tuna sukma tak punya mata jiwa. Hidup dalam peti ketakutan yang justru di dalamnya tersimpan kebahagiaan. Dalam gelap mereka mencari berharap. Guru datang membawa cahaya, mengajarkan ilmu untuk diterapkan agar tak akan ada lagi makhluk yang hidup dalam ruang lingkup ketakutan.” Selamat Hari Guru.

Featured image by Rex Pe / Flickr