Cirebonmedia.com- Bumi semakin hari semakin berubah, mulai dari cuaca hingga iklim yang tidak dapat lagi diprediksi. Fenomena alam kerap muncul sebagai sinyal bahwa kehidupan baru akan muncul. Kejadian ini menciptakan suatu spesies bintang baru yang terbentuk akibat adaptasi pada lingkungan yang telah jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya.

Baru-baru ini para ilmuwan yang berasal dari California Academy of Sciences menemukan spesies semut drakula baru di Madagaskar dan Seychelles. Semut dengan kelompok genus Prionopelta ini dinamakan “drakula” karena semut ini mendistribusi nutrisi dalam tubuhnya dengan melukai dan mengisap darah semut yang lebih kecil dalam koloninya.

“Prionopelta vampirea”, dinamakan demikian karena semut ini membunuh mangsanya dengan menggigit seperti yang dilakukan vampir. Fisik semut vampir ini kecil, hanya sepanjang 1,5 mm dan lebar 0,2 mm. Di hutan, habitat semut ini kerap ditemukan bermeter-meter di bawah permukaan tanah dan tertutup dedaunan dan sampah organik lainnya, membuat mereka hingga kini susah untuk diidentifikasi. Jenis Prionopelta lain yang ditemukan adalah Prionopelta subtilis. Penemuan enam spesies semut drakula baru ini bisa ditemukan di jurnal ZooKeys.

Seperti yang dilansir oleh Suara.com, “Genus Mystrium adalah salah satu kelompok paling misterius dalam kelompok semut drakula,” jelas Masashi Yoshimura, dari California Academy of Science, yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Mystrium sangat sukar untuk diidentifikasi karena banyaknya variasi di dalam setiap spesies,” imbuh dia. Dari enam spesies baru itu, tiga di antaranya adalah Mystrium labyrinth, Mystrium mirror, dan Mystrium shadow.

Tetapi setelah mengumpulkan dan meneliti ribuan semut di Madagaskar selama dua dekade, Yoshimura dan Fisher menemukan sebuah metode untuk membedakan spesies-spesies baru itu. Hasilnya ditemukan bahwa semut-semut itu awalnya bisa tumbuh sebagai semut jantan, ratu besar, atau pekerja utama. Setelah itu semut pekerja biasanya bereproduksi atau bahkan berubah menjadi ratu dalam koloni.

Para peneliti mengatakan untuk memahami semut-semut itu diperlukan pengetahuan tentang bentuk asal semut itu, bukan perannya dalam koloni. Untuk menggolongkannya juga harus memahami gaya reproduksi mereka.

Melihat situasi dan fenomena alam yang terjadi seperti saat ini, tidak menutup kemungkinan jika kedepannya akan ditemukan spesies-spesies baru yang bukan hanya semut melaikan binatang lainnya.

 

 

Sumber: Indonesia.shafaqna/ Suara.com/ Livescience

Image By: Google.com