Cirebonmedia.com– Idul Fitri merupakan moment yang sangat istimewa bagi seluruh umat Islam di dunia. Tak hanya sekedar sebuah perayaan atau ceremonial, juga tak sekedar memiliki makna religius, namun Idul Fitri juga memiliki nilai-nilai luhur kemanusiaan. Sebuah nilai luhur dibalik suatu ungkapan “Minal ‘Aidzin wal Faidzin” dan “Selamat Hari Raya Idul Fitri” mengandung makna jauh lebih besar.

Idul Fitri sejatinya merupakan sebuah ungkapan rasa syukur atas ‘kemenangan’ yang diperoleh umat muslim setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadhan. Kemenangan ini menjadi sangat istimewa mengingat apa yang telah kita menangkan adalah sebuah pertarungan besar melawan musuh terbesar kita; yaitu diri kita sendiri. Pertarungan melawan sisi buruk pada diri kita sendiri. Pertarungan hebat melawan hawa nafsu negatif, menekan sifat dan sikap buruk kita untuk menjadikannya lebih baik. Satu bulan tersebut bukanlah sesaat itu saja, namun sebagai bekal menghadapi bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya sepanjang hidup.

Ada fenomena unik yang terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, sebuah tradisi yang sangat kuat pada masyarakat kita yaitu melakukan perjalanan pulang kampung atau yang lazim disebut mudik. Tradisi mudik lebaran yang terjadi di Indonesia merupakan hal menarik yang tidak ditemukan di negara lain. Hal tersebut dikarenakan jumlah masif pemudiknya dalam waktu yang hampir bersamaan sekitar 7 hari sebelum hari H dan arus balik dalam seminggu setelahnya. Jumlah yang sangat fantastis mengingat Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia.

Saat mudik, sebuah gelombang besar perjalanan manusia dengan jumlah terbanyak di dunia terjadi di Indonesia. Para perantau yang bekerja di ibu kota dan kota-kota besar lainnya pulang ke kampung halaman mereka dengan berbondong-bondong. Sepertinya tak ada bagi hirau bagi mereka atas lelah dan kesah. Yang terpenting adalah pulang ke kampung halaman dan berkumpul dengan sanak keluarga. Sebuah dorongan kuat untuk dapat bersilaturahmi kepada orang tua, kerabat, dan tetangga bagi mereka adalah jalan mencari berkah. Itu sudah cukup mengantarkan mereka untuk selamat sampai tujuan di kampung halaman masing-masing.

Lebih daripada itu semua, dalam perayaan Idul Fitri terdapat sebuah budaya sikap ‘maaf-memaafkan’ dimana semua orang yang merayakan larut dalam suasana damai dimana mereka saling meminta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain.

 

“Selamat Hari Raya Idul Fitri” Mohon Maaf Lahir dan Batin.

 

Salam,

Redaksi – CIREBON MEDIA

 

 

 

Image taken from: google.com