Cirebonmedia.com- Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai resiko tinggi terhadap bencana alam. Terletak diantara dua lempengan membuat Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam seperti Gempa bumi, Gunung meletus, Tsunami dan lain-lain.

Semenjak tsunami Aceh beberapa tahun silam Pemerintah mulai berbenah diri dengan memasang Sejumlah alat alat modern pendeteksi Bencana.

Pada 21 Desember 2015 lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama empat operator seluler dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika “BMKG”meluncurkan sistem peringatan bencana melalui pesan singkat atau disebut SMS

Dengan menggaet empat Operator besar Di indonesia seperti Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredo dan Hutchison 3 Indonesia. Keempat operator ini menguasai lebih dari 95% pangsa pasar pengguna seluler di Indonesia.

Dikutip dari Berita hanggat , Saat meluncurkan program ini, keempat petinggi operator itu ikut hadir bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Kepala BMKG Andi Eka Sakya.

Rudiantara mengatakan, pelaksanaan program SMS peringatan bencana ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani pihaknya dan BMKG pada bulan Mei 2015 lalu.

Kesepakatan kerja sama tersebut tertuang dalam surat bernomor 826/Kominfo/DJPPI/HK.03.02/05/2015 dan KS.301/011/SU/V/2015 tentang Pemanfaatan Sistem Telekomunikasi Khusus dalam Rangka Penyebaran Informasi Peringatan Dini Cuaca Ekstrem, Tsunami dan Informasi Gempa Bumi.

Kepala BMKG Andi Sakya mengharapkan pelaksanaan program tersebut dapat mengurangi korban jiwa maupun kerugian materiil akibat bencana alam. Hal ini mengingat, Indonesia berada di cincin api (ring of fire) dan berpotensi bencana yang tinggi.

“Sekitar 57% daerah di Indonesia berada di daerah rawan bencana,” kata Andi dalam peluncuran SMS peringatan bencana di kantor Kemenkominfo,

Sementara itu, dalam program tersebut, BMKG nantinya akan menjadi sumber informasi tentang bencana, seperti peringatan dini bencana baik gempa bumi maupun tsunami dan cuaca ekstrem.

Informasi BMKG tersebut nantinya akan disalurkan ke Kementerian Kominfo, untuk kemudian dilanjutkan kepada para operator.

Para operator akan mengirimkan informasi tersebut dalam bentuk SMS kepada para pelanggannya di daerah terdampak bencana.

Misalnya, bencana terjadi di Kabupaten Garut maka warga Kabupaten Garut akan mendapatkan SMS informasi tersebut. Hal ini guna mengurangi kepanikan masyarakat di luar daerah terdampak akibat informasi bencana itu.

sms bencanaAndi menambahkan, jarak waktu antara informasi yang diberikan BMKG ke Kominfo hingga SMS yang tersebar ke masyarakat tidak lebih dari lima menit.

“Waktu penyampaian ini semakin cepat semakin baik. Kita ingin seperti Jepang yang tidak lebih dari dua menit, sehingga ada golden time bagi masyarakat untuk bersiap menghadapi bencana,” katanya.

Sementara itu, dalam uji coba yang dilaksanakan pada kesempatan tersebut, tercatat waktu tak lebih dari dua menit info bencana dapat tersampaikan via SMS.

“Namun kita perlu ingat ini hanya uji coba, bukan dalam kondisi bencana sesungguhnya. dan kita perlu terus-menerus untuk menguji coba sistem ini,” kata Rudiantara.

Wakil Direktur Utama Hutchison 3 Indonesia Muhammad Buldansyah mengatakan program ini sebagai wujud peranan sosial operator (CSR) untuk masyarakat. “SMS ini gratis,” katanya.

 

 

Oleh: Harja

Image By: Google.com

139 Total Views 2 Views Today