Cirebonmedia.com– Menjelang hari raya Idul Fitri biasanya tingkat kriminalitas makin meningkat, hal tersebut terjadi karena kebutuhan finansial meningkat menyusul tradisi masyarakat di Indonesia merayakan datangnya hari besar dengan berbelanja busana baru hingga memasak makanan khusus yang hanya tersedia di hari lebaran.

Kebutuhan masyarakat akan uang tunai menjelang lebaran meningkat, rasio antara uang asli dan uang palsu yang beredar naik menjadi 15 banding satu juta lembar.Dan halite ditangkap menjadi sebuah peluang yang menguntungkan bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang sengaja mencari keuntungan dengan cara yang salah.

Seperti dilansir detik finance, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas menyatakan, rasio perbandingan itu naik setelah banyak temuan uang palsu beberapa waktu terakhir ini. Ada peningkatan dari tahun lalu. Rasionya sekarang naik 15 banding 1 juta lembar uang yang beredar, kita sekarang pakai rasio per lembar untuk membandingkan jumlah uang palsu dg asli. Kalau tahun lalu 12 banding satu juta lembar rasio uang palsunya, artinya ada naik sedikit,” kata Ronald.

Ronald mengungkapkan, peningkatan rasio uang palsu yang cukup besar itu merupakan hasil dari sejumlah pengungkapan besar kasus uang palsu.

“Kalau banyak kasus uang palsu, kantor BI setempat langsung ambil tindakan. Tahun ini aparat banyak yang langsung menangkap pengedarnya, atau ditangkap di mobil, jadi wajar saja kalau jumlah yang ditemukan langsung besar, karena uangnya belum sempat beredar di masyarakat,” jelas Ronald.

Selain itu, lanjutnya, peningkatan rasio ini juga dipengaruhi tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi dan langsung segara melapor pada BI dan aparat keamanan ketika menemukan uang palsu.

“Kerena dari beberapa kasus tingkat kepalsuanya masih mudah ditemukan, sekarang masyarakat sudah hafal dengan 3D, dilihat, diraba, diterawang,” tambahnya.

Masyarakat harus semakin waspada dengan meningkatnya peredaran uang palsu menjelang lebaran, ada beberapa cara yang harus dipahami oleh masyarakat luas untuk membedakan uang asli dan uang palsu.

Berikut adalah tips cara membedakan uang asli dan uang palsu agar masyarakat tidak mudah tertipu.

BI sudah beberapa tahun ini memperkenalkan cara yang cukup sederhana dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah, yaitu dengan cara 3D yaitu, dilihat, diraba dan diterawang.

 

Dilihat

Lihatlah uang yang anda miliki, apakah warnanya pudar, kusam, pucat, luntur, patah-patah, atau masalah lainnya. Pastikan uang yang anda periksa tadi memiliki warna, corak dan gambar yang baik serta memiliki tanda-tanda uang asli seperti tanda air yang menggambarkan pahlawan-pahlawan nasional, bahan kertas serta benang tali pengaman yang berada di dalam uang tersebut.

Uang-uang pecahan besar biasanya memiliki tanda keaslian lain seperti corak gambar dengan warna yang mencolok dan sulit ditiru penjahat. Pastikan uang itu benar-benar asli.

 

Diraba

usaplah uang tersebut apakah uang itu terasa kasar atau lembut. Uang yang asli biasanya agak kaku dan tebal bahan kertasnya. Di samping itu pada angka atau gambar uang biasanya sengaja dicetak agak menonjol dan akan terasa jika diusap-usap. Rabalah uang anda apakah sudah asli atau belum.

 

Diterawang

langkah yang terakhir adalah menerawangkannya ke sumber cahaya kuat seperti matahari dan lampu. Setelah diterawang lihatlah bagian tali pengaman dan tanda mata air apakah dalam kondisi baik atau tidak.

Belakangan Bank Indonesia juga menambahkan beberapa fitur pengamanan keaslian uang untuk dapat dilihat di lampu ultra violet yang harganya terjangkau oleh masyarakat.

 

 

 

Sumber: Detik Finance

Image By: Google.com